Monday 28 December 2015

Dulu semangat dalam dakwah, kenapa sekarang berbeza?

Dulu semangat dalam dakwah, kenapa sekarang berbeza?

[kredit]


Ini persoalan yang acap kali bermain dalam fikiran hampir sepanjang tahun 2015. Jujurnya, dia masih sangat baru dalam mengenal tarbiyyah. Dia lelah tak menemukan jawapan. Setiap usaha dipaksa terus dan akhirnya jahiliyyah melingkar kembali. Lelah terus...

Saat itu, kembali dia merakamkan dalam jiwa firman Tuhan dalam surah Ar-Rahman. Sudah lama hafazannya tidak diperbaiki. Hari itu, dia mengulang kembali. Firman Tuhannya. Hafazannya...

Buku dakwah kembali ditelaah di lewat senja petang yang menenangkan. Di depannya bukit bukau dan panorama menyapa. Tenang meski sendiri. Jauh dari hiruk pikuk manusia yang bersesak membeli makanan nun di sana.

'KEASYIKAN YANG MEMBUAT IFRATH (SIKAP BERLEBIHAN)'

Satu tajuk biasa baginya. Tiada yang menarik. Namun, dia teruskan bacaan tanpa menghirau dan mendalami tajuk bab tersebut. Angin petang terus membuai jiwanya.

" Sebahagian orang bertanya-tanya tentang generasi muda yang baru tumbuh. Pada awal kehadiran mereka di dunia dakwah ini, hati mereka dipenuh oleh iman, kecintaan, persaudaraan, dan semangat juang. Beberapa tahun kemudian, semangat juang mereka mengendur, pendapat mereka berselisih, lalu bersikap fanatik (taasub) yang memecah-belah mereka.

Fenomena seperti ini terlihat dan terjadi berulang-ulang di banyak negeri Islam dan di berbagai masa. 

Sebab terjadinya hal ini - wallahu a'lam- kerana hati seorang manusia akan merasakan keasyikan dan kenikmatan yang sangat besar apabila ia mampu merealisasikan apa yang diyakininya sebagai satu kebenaran. Namun ia tidak akan pernah puas, bahkan hal itu akan menuntut hal yang lebih jauh, menginginkan kepuasan sepenuhnya dan ingin mencapai puncak kenikmatan dengan segera.

Sehingga ia tidak bisa sabar akibat sifat terburu-buru yang ditanamkan Allah dalam dirinya. Kemudian ia keluar terdorong oleh ketamakan dan ketergesaannya untuk bertindak berlebih-lebihan dalam menyibukkan anggota badan dengan sesuatu yang bisa mendatangkan kelazatan bagi hati.

Lalu ia merasa lelah, dan kelelahan itu tercermin pada hatinya dalam bentuk kebosanan. Dalam kondidi seperti ini, rasa lazat bercampur dengan rasa rugi, sehingga hal itu menjadi beban berat, padahal sebelumnya bagaikan kenderaan yang membawa beban itu.

Rasa rugi terus menekan jiwanya hingga semangatnya menyusut dan menurun, padahal sebelumnya sangat kuat dan tinggi. Semua itu tidak lagi membawa harapan, tidak pula akan memberi kemungkinan bagi orang lain untuk menempati kebenaran, dan tidak pula akan membawa maslahat bagi pihak lainnya.

Sesungguhnya fenomena seperti ini, dalam amal dan tabi'at hati, menafsirkan kepada kita sebahagian aspek dari apa yang kita lihat dalam kegiatan dakwah Islam, berupa adanya kesalahan perencanaan dan tarbiyyah pada para da'ie  generasi muda tersebut. 

Barangkali sebahagian orang berpendapat bahawa solusi masalah ini memerlukan pelbagai penyesuaian, penelitian dan perumusan. Padahal masalahnya lebih dekat dari itu semua bagi orang yang mengalami lebih dekat. Kerana ia bisa mencari solusi melalui pengetahuan sederhana tentang 'siasat hati' tidak jauh dari itu.

Sesungguhnya keinginan para da'ie menyaksikan jemaah satu hati, akan mendorong mereka untuk mencari kelemahan-kelemahan tarbiyyah masa lalu berupa adanya pelbagai fitnah yang menunjukkan penyimpangan dari kaedah-kaedah ta'amul imani (interaksi dengan iman) dan membuat lari para pendukung setia. 

Kita harus memeriksa diri kita dan menyusuli kekurangan kita, dengan jaulah imaniyyah (perjalanan iman) yang panjang untuk memurnikan aqidah, meningkatkan ibadah, memperbaiki akhlaq dan meneguhkan hati kita. Kita harus memurnikan dakwah kita atas dasar imani. Kita harus menjauhkannya dari orang yang ambisius, terburu-buru dan tidak berpendirian."

Dia menanda buku kemudian menutup rapat-rapat. Dia pasti bahawa dia telah menemukan jawapan dalam benak jiwanya selama ini. Belenggu yang menyesakkan pernafasan imannya. Dia memejam mata rapat-rapat. Sebentar lagi azan maghrib akan berkumandang, Tapi dia tak mahu berganjak. Menikmati saat-saat khalwat yang mendamaikan. Pohon bergoyang agak kuat lewat senja yang hening. Kelihatan malam mula menyelimuti langit luas yang bahagia berkumpul bersama awan-awan.

Semangat dakwah itu tidak bermusim tetapi ia mengikut alur iman seorang hamba. Sukarnya menjaga iman, lantas perlu kuat mujahadah. Mutabaah amal dan ibadat sebagai kekuatan. Jalan ini bukan jalan seperti hamparan karpet merah. Banyak tawa dan tangisan yang menemani sepanjang lewati jalan ini.

Sumpah, jalan ini masing panjang!

[Kredit]





0 comments :

Post a Comment

 

i-Imtinan Copyright © 2014 Designed by Alieff Artwork